Home » » Ibu Rumah Tangga vs Wanita Karir

Ibu Rumah Tangga vs Wanita Karir

Menjadi apapun dalam hidup ini adalah suatu keputusan. Termasuk memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Judul diatas bukan bermaksud mempertarungkan antara kehebatan seorang ibu rumah tangga dan wanita karir, tetapi tulisan versus sebagai tanda pemisahan dua karir yang berbeda, ibu rumah tangga dan wanita bekerja yang secara rutin menerima gaji.

Siapa bilang menjadi ibu rumah tangga itu bukan profesi ?.  Ibu rumah tangga itu adalah pekerjaan yang menggabungkan kesabaran dan kepintaran seorang guru, kejelian seorang administrator dan manager keuangan, kelincahan seorang manager hubungan masyarakat, kehebatan seorang koki, sekaligus menjadi seorang event organizer merangkap host yang membutuhkan aura pesona tingkat tinggi.

Bagi mereka yang tadinya mengatakan “hanya ibu rumah tangga”, sekarang perlu berpikir lagi.  Satu kalimat yang lebih pas adalah: Ibu Rumah Tangga ? WOW. Ya, saya harus mengatakan WOW dalam huruf besar, karena memang tidak mudah mengesampingkan ambisi pribadi dan keinginan untuk diakui banyak orang, dan menggantikannya dengan berkarir dalam lingkungan keluarga yang hanya terdiri dari beberapa orang.

Saya pribadi pernah menjalani keduanya, dan dalam menulis artikel ini, saya benar benar mencoba untuk adil dan sebisa mungkin objektif memaparkan segala sisi  yang menarik  dari kedua profesi ini.
Soal untung ruginya menurut saya itu adalah penilaian yang sensitif dan sangat subjektif, karena kita tidak bisa menaruh nilai nominal atas sesuatu yang memang tidak bisa diukur dengan uang. Misalnya: berapa anda hargai dalam rupiah ketika mendengar anak anda mengatakan ,” Mama adalah wanita terpintar dan tercantik sedunia. Sayang sudah dinikahi papa, jadi tidak mungkin menjadi istri saya.” To me this kind of statement is  Simply priceless.

Bekerja atau Berkarir dengan menerima gaji bulanan, membawa keuntungan yang secara langsung dapat dilihat dan terukur. Promosi jabatan dan kenaikan gaji adalah ukuran yang paling objektif dan realistis. Pekerja yang baik memang layak mendapatkan keduanya.  Dalam dunia pekerjaan kantoran, persaingan adalah makanan sehari hari yang harus disantap, kalau tidak mau tergeser dan digantikan orang lain. Tujuan melakukan pekerjaan memang jadi lebih terukur, karena perbandingan dan pembandingnya jelas.

Manager personalia dan atasan anda secara langsung akan menilai prestasi anda, bahkan bawahan anda ikut melakukan penilaian, demi menentukan besaran  kenaikan gaji dan promosi apa yang paling mungkin diberikan kepada anda sesuai prestasi yang sudah dicapai.

Dalam banyak hal,  ini jauh lebih fair daripada menilai seorang ibu rumah tangga yang sudah lelah dan capek bekerja seharian, tapi lebih sering yang didengar adalah “Ma, nasinya keras, lauknya kurang enak. Tidak seperti masakan oma.” Atau bisa juga kalimat seperti ini dari suami anda,” Ma, kok kemejanya sudah disetrika tapi tidak licin sih ?”. Tidak dapat disangkal ketika  mendengar ini, rasanya secara instan timbul keinginan untuk mengatepeli orang!. Berdasarkan pengalaman pribadi sih… 

Dengan bekerja dan menerima gaji bulanan, anda secara langsung  ikut berpartisipasi mengambil bagian dari segi keuangan rumah tangga. Belum lagi soal ilmu yang secara langsung dan nyata teraplikasi di dunia pekerjaan, sehingga rasanya kelelahan semasa bersekolah tidak percuma dan sia sia. Selain itu, ambisi pribadi dan aktualisasi diri secara umum dapat lebih langsung dipenuhi ketika seorang wanita bekerja dan prestasinya terukur langsung dan dinilai dengan standard objektif.

Tidak dapat disangkal, pujian yang diterima di tempat kerja oleh atasan anda, ataupun rasa kekaguman dari kolega dan bawahan, akan sangat memboosting ego dan meningkatkan rasa percaya diri. Memiliki posisi dan jabatan tertentu yang tertulis dan secara langsung terbaca di pintu ruangan maupun meja kerja, bagi banyak orang merupakan suatu bentuk pengakuan yang membesarkan hati. Anda diakui, anda dihargai dalam bidangnya. Ini adalah hal hal menarik yang positif yang didapatkan dari dunia karir kantoran.

Menjadi ibu rumah tangga merupakan pilihan karir, dimana kesabaran anda secara konstan diuji.  Hasil dari karir tidak secara langsung terlihat dan dinikmti dalam jangka pendek, melainkan harus menunggu sekian tahun lamanya untuk dapat mulai melihat sesuatu yang muncul secara samar samar.  Pikiran anda akan selalu dipenuhi dengan pertanyaan apakah investasi waktu dan tenaga serta segenap perasaan dan emosi anda akan membawa return yang seimbang ?. It’ s always about long term investment.

Biasanya setelah beberapa tahun dijalani, secara otomatis anda akan menemukan tuning yang pas dalam memanfaatkan waktu. Banyak kesenangan kecil yang bisa anda dapatkan tanpa harus meminta ijin cuti dan beralasan kepada pimpinan. Anda bisa berbagi cerita lewat telepon, bisa chatting bbm-an bertukar berita hangat dan garing dengan para sahabat, dan pada saat yang sama menemani si kecil menonton film kesukaannya. Menulis di Kompasiana juga merupakan salah satu alternatif menemukan kesenangan pribadi. Ada satu lagi bagi saya pribadi, yaitu tersedianya waktu untuk diajak sahabat saya menjadi foto model amatiran dalam memperdalam hobby fotografinya.  Ah, keindahan hidup ini sebenarnya terdiri dari hal hal kecil yang dinikmati.

Siapa bilang ibu rumah tangga kurang memiliki tantangan ?. Coba saja menyelesaikan pekerjaan rumah Matematika atau Fisika anak anda, dengan rumus rumus yang tiba tiba berubah menjadi seperti gambar jenis jenis cacing tanah. Ugh!

Menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir, masing masing memiliki keindahannya tersendiri. Saya bukan pada kapasitas menghakimi mana yang lebih baik.  Semuanya harus dipertimbangkan dan diputuskan anda sendiri. Artikel ini hanya membahas kebenaran bahwa Ibu Rumah Tangga itu adalah satu pilihan Karir, dimana gaji maupun bonus anda tidak dibayar langsung dalam bentuk nominal uang, tetapi investasi waktu, tenaga dan emosi anda terukur dari kepuasan jiwa dan kebahagiaan hati. Return on investment biasanya anda dapatkan setelah belasan tahun.

Sebagai wanita, saya perlu tempat dimana saya bisa menjadi wanita tercantik. terhebat, terpintar, dan dunia memandang dengan penuh kekaguman kepada saya sebagai poros nya berputar. Menjadi ibu rumah tangga adalah jalan pintas bagi saya memiliki semua ini  tanpa harus mengikuti seleksi ketat dan proses persaingan dalam kontes pemilihan ratu sejagat.  Rumah saya dalah tempat dimana saya menjadi ratu sejagat tanpa harus berat memakai mahkota dan selendang anehnya.  WOW.

Sumber: Ellen Maringka http://sosbud.kompasiana.com
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. MauApaAja - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger