PUASA yang satu ini bisa kita rutinkan setiap bulannya. Setiap bulan
minimal ada tiga hari berpuasa. Dan lebih utama jika dilakukan di
pertengahan bulan, yaitu 13, 14 dan 15 Hijriyah, dikenal dengan puasa Ayyamul Bidh.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah berkata:
“Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Lalu apakah rahasia dari Ayamul Bidh ini sehingga Rasulullah tak
pernah luput dari mengerjakannya? Dan mengapa pula dianjurkan pada
tanggal 13, 14, 15 setiap bulannya?
Ternyata jika dikaitkan dengan penemuan ilmiah modern, pertengahan
bulan Hijriah adalah waktu munculnya bulan purnama. Nah, saat bulan
purnama bersinar, terjadilah yang namanya pasang air laut. Letak bulan
yang dekat dengan bumi menyebabkan gaya grafitasi bulan mempengaruhi
ketinggian air laut dimuka bumi, dan terjadilah pasang air laut. Dan,
grafitasi dari bulan ini tak hanya mempengaruhi kondisi bumi (benda
mati) tetapi juga benda hidup. Terutama manusia.
Seorang peneliti berkebangsaan Amerika pernah mengadakan penelitian
mengenai kondisi kejiwaan manusia ketika terjadi bulan purnama.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan manusia saat bulan
purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Semua
perasaan menjadi mudah membuncah dari dalam diri. Mudah marah, mudah
tersinggung, mudah senang, mudah sedih, pokoknya semua sifat yang ada
pada dirinya menjadi lebih mudah ter‘upload’ dari dirinya. Mungkin
inilah salah satu penyebab banyak mitos dan film yang mengaitkan antara
monster atau hantu dengan bulan purnama.
Coba kita perhatikan dua fenomena ini.
Puasa, pada dasarnya menuntun kita agar menundukkan nafsu kita.
Ketika kita berpuasa, kita dituntut untuk dapat mengendalikan emosi kita
dan menjaga syahwat kita.
Ketika ilmu sains modern mengungkapkan adanya kelabilan emosi manusia
saat bulan purnama, Islam telah menganjurkan untuk melaksanakan
puasa tepat saat munculnya sang bulan purnama.
Dan Islam telah memberi jalan pada umatnya agar tidak terkena
pengaruh kelabilan emosi yang terjadi pada tanggal tersebut. Rasulullah
menganjurkan kita berpuasa, agar hati kita selalu terjaga dari amarah,
nafsu, dan segala sifat buruk lain yang cendrung lebih meluap pada saat
itu dibanding saat-saat lainnya.
Inilah hikmah di balik sunnah. Tak heran jika Rasul tak pernah meninggalkan ayamul bidh.
Tak heran pula jika Rasulullah menganjurkan kita untuk berpuasa 3 hari
setiap bulan, terutama pada pertengahan bulan. Ternyata anjuran tersebut
memiliki rahasia yang tak disangka-sangka. Ternyata memang segala
amalan yang dianjurkan dalam Islam ini selalu memiliki hikmah yang
tersembunyi yang luar biasa dahsyatnya. Lalu, masihkan ragu dan
malas-malasan melaksanakan perintah Allah dan mengikuti sunnah
Rasulullah?
Abu Hurairah ra. Berkata, “Teman dekatku (Nabi Muhammad saw.)
berpesan tiga hal kepadaku: berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat
dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih).
Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallambersabda: “Puasalah tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya
amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat, seolah ia seperti
berpuasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasai)
Faedah Puasa Tiga Hari Setiap Bulan
- Menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.
- Mengendalikan hawa nafsu.
[islampos/nandahanyfa]
Sumber: http://www.islampos.com